Kondisi Perkederan IPM Jawa Barat
Latar : Perkaderan hanya ritual untuk pelaksanaan program kerja.
Untuk konsep perkaderan masih banyak yang kurang memahami sehingga dalam
pelaksanaan perkaderan tidak sesuai dengan panduan perkaderan. Kadang ada
kebingungan dalam pengertian dan fungsi tingkat perkaderan IPM sehingga
perkaderan tidak terlaksana sebagaimana mestinya.
Beberapa daerah merasa kebingungan dengan silabus, konsep perkaderan yang
akan dilaksanakan sehingga ketika acara berlangsung masih terdapat kesimpang
siuran baik dari segi materi, waktu dilaksanakannya kagiatan, alur
kegiatannya seperti apa. Ketidak seragaman dalam perkaderan IPM Jawa Barat,
membuat beberapa perbedaan dalam hasil dan kualitas kader yang dikembangkan.
Terkadang juga
perkaderan yang dilaksanakan tidak berkesimbungan, baik secara teknis atau
administrasi peserta. Karena adanya anggapan yang penting program kerja bidang
terlaksana dan adanya peserta yang berpastisipasi dalam acara tersebut
.
Mengapa harus perkaderan yang
terpola ??
Berangkat dari sebuah kebutuhan
1 Minimnya kader
kepemimpinan
terkadang cenderung vacum karena kader yang ada terbentur dengan kegiatan
individual, sehingga proses perkaderan tidak berjalan dan sedikit sekali
mengenai pemahaman tentang IPM
2.
Disetiap tingkatan pimpinan tidak merata
Tidak
meratanya tingkat perkaderan yang dialami, sehingga kinerja dan loyalitas
terhadap ikatan sering dipertanyakan. Banyak kasus dari pimpinan yang belum
mengikuti TM, atau mengikutinya tidak dari dasar.
3.
Merupakan
transformasi kader dari ortom ke Muhammadiyah yang bermuatan pada nilai-nilai
Ideologi Muhammadiyah dan IPM
Tidak
dapat dipungkiri bahwa IPM adalah pondasi dalam cikal bakal kader Muhammadiyah,
dalam perkaderan IPM sudah dijelaskan tentang fungsi dan tugas kader dalam
gerakan dengan harapan yang akan memberikan kontribusi pergerakan di
Muhammadiyah maupun Ortom-Ortomnya sehingga idiologi-idiologi sudah ditanamkan.
4.
Jenjang perkaderan
yang harus ditekankan
Perkaderan
bukanlah sesuatu yang sembarangan dan diadakan hanya berlandaskan “ ASAL ADA “. Tapi harus secara sistemasis dari
tingkat perkaderan yang diadakan dan pendampingan ketika acara sedang dan sudah
berlangsung, sehingga kebutuhan kader dapat terpenuhi.
5.
Perberdayaan kader
baru dalam kegiatan IPM
Kader
yang sudah mengikuti tingkat perkaderan IPM tidak dibiarkan begitu saja, akan
tetapi diberdayakan dan disalurkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
sehingga akan tumbuh nilai-nilai
perjuangan dalam ikatan dan rasa memiliki akan gerakan dengan
berkontribusi memberikan yang terbaik dalam tugas dan kepemimpinannya.
tulisan ini dirumuskan pada saat Musywil IPM Jawa Barat di Cianjur oleh kawan-kawan tim materi thank to : Teguh Mulyadi, Sholeh Iskandar, Ujang, Ari Mukti dsb.
BalasHapus